Rene Arthur Palit

Poster ini menampilkan karikatur Jan Pieterzoon Coen, gubernur jenderal VOC. Karikatur ini tidak sekadar memotret karakteristik wajah sang tokoh secara humoristik, tetapi sekaligus merekam jejak sejarahnya memburu harta karun rempah di bumi Nusantara.
Pesan disampaikan terutama melalui wajah. Ini sejalan dengan istilah karikatur yang berasal dari bahasa italia “carattere” yang berarti karakter, dan “cara” pada “carattere” berasal dari bahasa spanyol berarti “wajah”. Wajah dan karakter menjadi fokus karikatur ini. Hal ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan visual rempah dengan bagian-bagian wajah tertentu sang tokoh.

Hidung digantikan dengan bunga cengkeh raksasa. Hidung sebagai indra penciuman mewakili insting perburuan rempah Coen. Kemudian terdapat rambut yang terbentuk dari gundukan biji pala. Rambut melambangkan kekuatan seseorang (narapidana digunduli agar tunduk tak berdaya): kekuatan Coen memonopoli pala di Banda dilakukan melalui jalan kekerasan. Coen memaksa petani Banda untuk menjual hasil palanya hanya kepada Kompeni. Selain itu, pala menjelma sebagai bola mata Coen melambangkan ambisi memonopoli pala. Mata berfungsi untuk melihat, dan apa yang terus menerus menjadi fokus pandangan mata, itulah obsesinya.

Berbagai simbol juga terdapat pada kerah baju dan pakaiannya. Model kerah baju yang rumit dan khas mengingatkan pada ombak lautan yang diarungi oleh kapal-kapal dagang VOC. Mereka bangsa asing yang datang untuk menjajah. Pakaian yang dikenakan sang gubernur jendral menunjukkan kehormatan dan statusnya. Namun sangat disayangkan pakaian ini berlumuran darah oleh peristiwa pembantaian 14.400 penduduk Banda demi monopoli pala.

Karikatur ini menggabungkan dua teknik, gambaran tangan dan fotografi. Perpaduan keduanya memang dapat membentuk identitas wajah Jan Pieterzoon Coen. Namun dengan tampilan yang terasa ganjil dan satir. Disharmoni ini hendak menekankan ketamakan dan kekejamannya. Rempah dalam bentuk foto mengingatkan keabadian rempah dari sejak dulu hingga sekarang memberi begitu banyak kebaikan bagi umat manusia, sangat bertolak belakang dengan manusia yang memburunya.