Muncullah Bandros di layar–bukan makanan bandros, melainkan mobil Bandung Tour on Bus–bersama dengan alunan santai musik jazz. Video tadi menjadi pembuka webinar berjudul unik: Romantika Jazz dan Art Deco Bandung dalam Karya yang digagas oleh Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Kristen Maranatha pada tanggal 18 Desember 2021 lalu. Acara virtual ini dihadiri oleh sekitar 150 orang peserta dari beragam latar belakang.
Sesi pertama adalah “Art Deco Bandung: Semangat Kebebasan Berkreasi” yang dibawakan oleh Djefry W. Dana, seorang arsitek ternama sekaligus penulis buku Mystery of Art Deco Bandung. Awalnya, Djefry menampilkan bangunan-bangunan kota Bandung yang memiliki penampilan khas koloniaal stijl atau gaya kolonial Belanda. Djefry mencontohkan gaya ini dengan gedung kantor wali kota Bandung yang atap segitiganya ditopang oleh pilar-pilar, menyimbolkan kekuasaan Belanda dan Eropa di Bandung. Tetapi, setelah itu datanglah gaya Art Deco modern yang menghiasi bangunan seperti Hotel Savoy Homann, Puri Isola di UPI dan Gedung Sarinah. Gaya arsitektur baru yang kontras dari koloniaal stijl ini seolah-olah merupakan ekspresi pembawa semangat kebebasan bangsa Indonesia dari kolonialisme.
Bagian “Art Deco” dari webinar ini sudah dikupas tuntas oleh Djefry tadi, tetapi masih ada bagian “jazz” yang belum dibicarakan. Narasumber untuk topik ini adalah Kang Djaelani, dosen dari Universitas Pasundan sekaligus Direktur Lembaga Budaya Jendela Ide Indonesia. Menurutnya, budaya musik jazz tidak dapat berkembang sendiri dan harus diasuh. Beruntungnya, Bandung ternyata merupakan tempat yang cocok untuk pertumbuhan musik. Ada banyak tonggak bersejarah budaya jazz di Bandung yang bisa terjadi berkat dukungan banyak pihak: musisi, lembaga pendidikan, komunitas, dan lain-lain. Meskipun begitu, Kang Djaelani berpendapat bahwa ekosistem musik Bandung ini masih bisa ditingkatkan dengan mengadakan lebih banyak event untuk musik jazz. Beliau mengharapkan adanya kerja sama antara pihak pemerintah dan komunitas pemusik agar cita-cita ini terwujud.
Sebenarnya, webinar ini adalah pra-event Hajad Jagad “Semesta Bertumbuh” yang rutin diadakan dua tahun sekali. Romantika Jazz dan Art Deco Bandung dalam Karya membuka Hajad Jagad bersama dengan peluncuran pameran hybrid fisik-virtual berisi karya-karya terbaik mahasiswa FSRD UK Maranatha bersama dengan Program Studi Seni Musik Universitas Pasundan dan Jendela Ide.
Rangkaian acara Hajad Jagad “Semesta Bertumbuh” yang menampilkan kolaborasi antarprogram studi dan antarbidang ilmu diharapkan dapat menginspirasi masyarakat luas dalam acara puncaknya di tahun 2022. Untuk itu, mari nantikan event berikutnya!
(Erika Ernawan dan Stanislaus Joshua)
- Januari 2025
- Desember 2024
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- Maret 2024
- Desember 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Januari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Februari 2021
- Agustus 2020
- Juli 2019
- Mei 2019
- Mei 2018
- April 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Februari 2017