Semua Orang Pasti Bisa Menggambar, Teknik Cepatnya Ada di Sini | INSPIRASI”

“Semua Orang Pasti Bisa Menggambar, Teknik Cepatnya Ada di Sini | INSPIRASI” merupakan sebuah konten yang menginspirasi dalam dunia seni rupa dan desain. Bersama dengan Ibu Eliati Zakaria, Ketua Program Studi Fakultas Seni Rupa dan Desain, beliau menjelaskan terlebih dahulu tentang FSRD Universitas Kristen Maranatha kepada orang-orang yang mungkin belum banyak tahu.

Ibu Eliati menjelaskan tentang proses dimana anak semester 7 akan mengerjakan project-project nya dengan cara bertemu klien secara langsung dan membangun suatu bangunan seperti resort hotel, juga ternyata fun fact dari FSRD Universitas Kristen Maranatha ialah anak-anak diwajibkan untuk mengikuti kelas mayor dan minor selama 2 semester. Di sini, mereka bisa memilih beberapa mata kuliah seperti : arsitektur, DKV yang sesuai dengan kebutuhan dengan kebutuhan mereka. Hingga bisa membantu mahasiswa untuk menemukan minat bakatnya.

Bue Eliati juga memperlihatkan karya-karya mahasiswa/mahasiswa FSRD Universitas Kristen Maranatha yang dibuat pada tahun 2023-2024. Karya-karya tersebut bertemakan tentang budaya-budaya yang ada di Indonesia, sehingga para mahasiswa/mahasiswi membuat produk-produk yang berbasis budaya Indonesia namun modern. FSRD Universitas Kristen Maranatha juga berinovasi untuk mengikuti tren dalam hal teknologi.

” Di kampus FSRD, kita berinovasi ikut tren yang ada dalam teknologi. Juga kita berkerja sama dengan banyak sekali mitra-mitra industri, asosiasi, dan profesional. Sehingga kami tidak ketinggalan dengan perkembangan yang ada di luar sana. Dosen-dosen pun juga tidak ketinggalan, mereka juga berkarya sesuai bidangnya masing-masing.”

Dengan Ibu Irena Vanessa Gunawan, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Dimana beliau adalah dosen yang selalu mendampingi mahasiswa/mahasiswinya ketika berlomba. ” Memang kita disini banyak mengarahkan para mahasiswa untuk ikut lomba. Karena lomba itu adalah salah satu cara mereka untuk mendapatkan hal-hal yang baru baik secara akademis maupun non-akademis. Sehingga mereka bisa terupdate dan bisa mengetahui kebutuhan apa saja yang saat ini diinginkan.”

Ibu Irena juga menceritakan bahwa ada salah satu mahasiswa yang diminta untuk membuat suatu ruangan di universitas tapi yang bisa multifungsi. Itu adalah challenge saat. Beliau juga menjelaskan rinci-rinci nya dimana ketika space ruangan tersebut kecil, namun harus bisa mempunyai fungsi untuk mewadahi segala macam aktifitas. Beliau juga menjelaskan kelebihan sebagai interior desain ialah untuk membuat suatu ruangan yang fleksibel, memang dibutuhkan desain yang bisa dipikirkan. Seperti bisa digabungkan, digoyangkan, dan lain sebagainya.

“Desain itu sebenarnya bisa lari kemana-mana, jadi tidak hanya di 1 fokus saja.” Misalnya dalam pakaian, bukan hanya kain saja, tapi ada grafis yang masuk dalam pakaian tersebut dimana hal tersebut merupakan sebuah inspirasi.

FSRD di Universitas Kristen Maranatha ini punyak banyak mata kuliah yang berkolaborasi dengan mengambil kasus-kasus nyata.

“Kami memenangkan hibah kompetisi kampus merdeka selama 2 tahun berturut-turut dan dikasih perpanjangan. Di tahun 2021, kami mendapatkan penghargaan sebagai program yang kemajuannya paling pesat. ”

Ibu Irena menjelaskan bahwa saat itu mereka memiliki 42 program untuk mengembangkan 3 desa. Lalu untuk edukasi, mereka menargetkan dari TK sampai Manula. Dimana mereka membuat desain-desain, lalu membangun 3 desa wisata hingga mengundang Pak Andi F Noya dan Ibu Merry Liana untuk memberikan masukan kewirausahaan sehingga bisa memberi manfaat. Bukan hanya untuk program desain interior saja, tapi dipakai untuk Universitas Kristen Maranatha dari pelatihan dosen, sehingga mendapatkan penghargaan pada saat itu.

“Dari situ kami membangun jejaring kami kepada industri dan profesi, sehingga sekarang yang berjalan aktif itu sekitar 50 mitra. Itu juga diwadahi karena pada awalnya saya dan Ibu Eli ini membangun Perpustakaan Material di Universitas Kristen Maranatha.”

Ibu Irena menjelaskan bahwa beliau dengan Ibu Eli sama-sama mengikuti workshop tentang perkembangan material. ” Tanpa pengetahuan material, kita enggak bisa membuat karya yang menarik. Karena kita harus tahu bahwa kita punya potensi ini bisa dibuat menjadi a, b, c, d, e. Itu sangat diperlukan.”

Sehingga setiap tahun, FSRD Universitas Kristen Maranatha mempunyai 3-4 acara yang didedikasikan khusus sebagai pertemuan antara akademisi dengan stakeholders. Dies Natalis, merupakan tempat berkumpulnya FSRD dengan teman-teman yang ingin tani tentang Fakultas Seni Rupa dan Desain.
” Biasanya yang datang anak-anak SMA dan guru-gurunya itu kita edukasi karena kebanyakan kita tahu nya, oh senang menggambar, tapi takut desain. Tapi gambar itu kan bermacam-macam dan gambar itu bisa dilatih. Sehingga Fakultas Seni Rupa dan Desain merupakan satu-satunya yang tidak punya tes gambar karena kami percaya bahwa semua orang itu bisa belajar menggambar.”

Kenapa kelas di Fakultas Seni Rupa dan Desain itu kecil? Ibu Irena menjelaskan agar dosennya bisa membimbing anak dari gak bisa menggambar sampai bisa gambar. Maksimal kelas itu 16 orang agar benar-benar bisa dilihat dosen perkembangannya. Sehingga para mahasiswa bisa siap dan magang dalam kerja di dunia desain.

“Kita punya acara khusus namanya Hajat Jagad dan Unolatu. Tempat dimana dosen-dosen dan para mahasiswa ketemu dengan teman-teman akademisi dari universitas lain, dalam negeri maupun luar negeri.”

Ibu Irena menjelaskan bahwa mereka mengundang 6 negara dalam acara tersebut, lalu dalam acara Maranatha Industri Day, mereka mengundang semua mitra industri dan supplier yang bekerja sama dengan FSRD Universitas Kristen Maranatha. “Kami memberikan penghargaan lalu biasanya kami banyak melakukan diskusi. Sehingga kurikulum di Fakultas Seni Rupa dan Desain ini langsung update karena mendapatkan masukan dari mereka.”

Mungkin banyak orang yang hanya tahu menggambar ya menggambar aja. Padahal sebenarnya dalam menggambar itu juga dibutuhkan desain dan grafis untuk saling melengkapi dalam gambar tersebut sehingga bisa menciptakan visual yang mengagumkan.