Roswati , 15 Okt 2024

Roswati, 11 Oktober 2024

 

Sumber Foto: maranatha.news.edu

 

 

Pada 1 September 2023, U.K. Maranatha bersama Pemkot Samarinda menandatangani MOU (Memorandum of Understanding) sebagai bentuk kerjasama dalam proyek revitalisasi kawasan Pecinan Samarinda sebagai tempat wisata.

Terjalinnya kerjasama ini dilatarbelakangi oleh Pemkot Samarinda yang menginginkan kawasan pecinan sebagai destinasi wisata. Sebagai kampus yang sudah pernah melakukan riset pecinan,

U.K. Maranatha berkesempatan untuk berdiskusi dan turut merealisasikan proyek tersebut. Selama pelaksanaan kerjasama sudah terlaksana beberapa agenda seperti pembentukan tim riset, kegiatan audensi bersama Walikota Samarinda, pelaksanaan workshop design dan yang terbaru adalah International Workshop Expo di Samarinda Central Plaza pada Agustus 2024.

U.K. Maranatha bersama dengan Ikatan Arsitektur Indonesia Kalimantan Timur dan 9 kampus yang turut terlibat membuat “Joint Declaration Commitment” yang menyatakan bahwa:

  1. Mendukung upaya menjadikan Pecinan Samarinda sebagai laboratorium riset dan pengabdian masyarakat demi pengembangan semangat inklusivitas dan kebinekaan

 

  1. Membangun jejaring kerjasama dalam mengupayakan usaha bersama pengembangan potensi Kawasan Pecinan sebagai destinasi pariwisata kota Samarinda dan melibatkan Pemerintah Kota Samarinda.
  2. Membantu Pemerintah Kota Samarinda untuk mewujudkan pengembangan Pecinan Samarinda sebagai landmark kultural penting yang mengintegrasikan memori historis dan harapan masa depan.

Deklarasi tersebut memuat nilai-nilai serta harapan Pecinan Samarinda kedepannya agar terus berkembang sebagaimana yang di cita-citakan oleh mereka yang terlibat dalam proyek revitalisasi.

Sumber Foto: maranatha.news.edu

 

 

Tujuan diadakannya proyek revitalisasi Pecinan Samarinda adalah untuk membangun kembali komunitas Tionghoa yang dikemas menjadi kawasan wisata budaya. Hal tersebut karena keberadaan kalangan etnis Tionghoa Samarinda nyata adanya dengan berbagai bukti sejarah dimana orang Tionghoa sudah melakukan ekspedisi perdagangan ke Kalimantan Timur sejak masa kerajaan Kutai dan Kertanegara. Namun bukti fisik tidak banyak ditemukan karena faktor bencana yang terjadi ribuan tahun kebelakang, walaupun demikian banyak masyarakat Tionghoa yang sudah menetap di Samarinda dan turut berbaur dengan masyarakat lokal hingga sekarang.

Selain itu, tujuan dari revitalisasi Pecinan Samarinda adalah bentuk support IKN dimana mereka yang bekerja atau berkunjung Ibu Kota Negara dapat menjadikan Pecinan Samarinda sebagai tempat rekreasi, mengingat jarak IKN hanya terpantau satu jam perjalanan. Sehingga Pecinan Samarinda selain dikenal oleh masyarakat lokal sebagai tempat wisata budaya Tionghoa namun dapat menjadi tempat liburan.

 

Proyek Revitalisasi Pecinan Samarinda membutuhkan waktu kurang lebih 5 tahun untuk merealisasikan cita-cita Pemerintah Kota Samarinda. Kini mahasiswa Arsitektur, Desain Komunikai Visual dan Desain Interior U.K. Maranatha sedang mempersiapkan perancangan desain untuk Pecinan Samarinda dalam mata kuliah Studio Desain Arsitektur dan Kelas Kolaoborasi. Hasil perancangan desain akan ditampilkan pada pameran Studio Desain tahun 2025.

Harapannya dengan adanya proyek kerjasama yang terjalin antara U.K. Maranatha dan Pemerintah Kota Samarinda, kedepannya dapat menjadi portofolio yang baik bagi U.K. Maranatha. Selain itu bagi mahasiswa yang terlibat dapat merasa bangga dan memiliki pengalaman merancang suatu proyek dan membantu menjawab kebutuhan masyarakat melalui karya yang sudah dibuat.

Proyek Revitalisasi Pecinan Samarinda akan terus berlanjut, mari kita doakan yang terbaik bagi Maranatha dan setiap pihak yang terlibat agar semua harapan yang di cita-citakan terwujud dan kawasan Pecinan Samarinda selain menjadi tempat wisata menjadi tempat baru yang menyajikan sumber ilmu pengetahuan bagi mereka yang berkunjung.

Salam Maranatha!