Dari puluhan karya yang ditampilkan di Unoflatu: Respirare Iterum, ada 4 yang dijelaskan secara langsung oleh pembuatnya.
“Modular House”
Di samping panggung, ada sebuah rumah kecil berdinding bambu. Karya seni ini adalah Modular House karya Irena Vanessa Gunawan, S.T., M.Com. Terinspirasi oleh Gempa Cianjur yang melanda tahun 2022 lalu, Irena membuat sebuah desain rumah yang dapat dengan mudah dilepas-pasang oleh 2 orang saja untuk menjadi tempat tinggal sementara bagi pengungsi bencana. Tidak hanya dinding, rumah ini juga dilengkapi dengan perabotan ringkas lainnya.
“Sehingga waktu kita mengirimkannya ke pengungsi, mereka punya kursi, tempat tidur, dan dapur sederhana untuk memasak,” ujar Irena.
Salah satu penonton juga menanggapi bahwa rumah ini dapat digunakan untuk hal selain bencana alam, misalnya tempat isolasi bagi pasien COVID-19. Ternyata, memang betul–desain ini sudah pernah digunakan sebagai tempat isolasi untuk penderita tuberkulosis.
Selain itu, Irena juga menekankan bahwa desainer zaman sekarang perlu mengusahakan agar semua karyanya menjaga kelestarian alam.
“Kami berusaha menggunakan bahan-bahan lokal supaya lebih ramah lingkungan. Kami memakai bambu untuk dindingnya karena mudah didapatkan dan mudah dibentuk.”
“It’s Time for Another Adventure”
Karya berikutnya datang dari seorang istri. Dr. Dra. Christine Claudia Lukman, M.Ds. memiliki seorang suami yang hobi berpetualang: ia dan sepedanya pernah sampai ke puncak Gunung Kilimanjaro!
“[Suami saya] akan memulai petualangan baru di pegunungan Kyrgyzstan dan Kazakhstan.”
Lukisan Christine, It’s Time for Another Adventure, merayakan berakhirnya pandemi dan kebebasan sang suami untuk “bernapas lagi” di luar rumah.
“DO NOT COMPROMISE: Making Art about Motherhood in the Contemporary Era”
Bagian kedua dari Artist Talk mengundang Naj Phonghanyudh, profesor asisten di Applied Art Studies, Silpakorn University, Thailand. Naj memamerkan beberapa lukisan yang merekam kehidupannya sebagai seorang ibu.
Setelah melahirkan, performa kerja Naj sebagai seniman cukup menurun karena harus merawat putrinya. Untungnya, ia mendapat inspirasi baru: “Kenapa tidak membuat seni yang berkaitan dengan subjek yang hidup dengan saya 24/7?” Alhasil, Naj “melahirkan” sebuah seri lukisan berjudul Mother and Child.
“Sebagian besar karya saya hanya menampilkan anak saya, menekankan sudut pandang saya sebagai seorang ibu,” tutur Naj.
Sebagai seorang pendukung kesetaraan gender, Naj menutup sesinya dengan sebuah pesan.
“Untuk semua seniman dan desainer wanita: saya mendukung kalian untuk melakukan lebih banyak hal.”
“Composite Inno-sustain Materials for Fashion”
Mr. Thanakhom Sittiarttakhorn, dosen Department of Fashion Design, memperkenalkan sederet karya yang dibuat oleh mahasiswanya di Silpakorn University. Sebagai bagian dari pendidikan sustainability, mereka ditugaskan mengembangkan material baru untuk fashion. Bahannya beragam, mulai dari sisik ikan, kelopak bunga teratai, hingga karat besi sebagai pewarna tekstil!
Mengenai peran pengajar dalam kelestarian alam, Thanakhom berkata:
“Penting bagi dosen untuk mengarahkan murid-murid ke jalan yang benar karena masa depan kita bergantung pada mereka.”
- Januari 2025
- Desember 2024
- November 2024
- Oktober 2024
- September 2024
- Agustus 2024
- Juni 2024
- Mei 2024
- Maret 2024
- Desember 2023
- September 2023
- Agustus 2023
- Juli 2023
- Juni 2023
- Mei 2023
- Maret 2023
- Februari 2023
- Januari 2023
- Desember 2022
- November 2022
- Oktober 2022
- September 2022
- Agustus 2022
- Juli 2022
- Juni 2022
- Mei 2022
- Maret 2022
- Februari 2022
- Januari 2022
- Desember 2021
- November 2021
- Oktober 2021
- Agustus 2021
- Februari 2021
- Agustus 2020
- Juli 2019
- Mei 2019
- Mei 2018
- April 2018
- Februari 2018
- Januari 2018
- Desember 2017
- November 2017
- Oktober 2017
- September 2017
- Agustus 2017
- Februari 2017