Belajar Itu Harus Cerdas, Bukan Keras!
Arif Umar Hamdani , 28 Mei 2022
Sebagai seorang mahasiswa tentunya belajar merupakan hal penting yang perlu dilakukan. Dalam kesehariannya, kita mungkin belajar secara biasa-biasa saja, namun akan berbeda jika halnya kita sedang berada di tengah masa ujian. Beberapa mahasiswa mungkin akan memaksakan diri untuk belajar berjam-jam setiap harinya demi mendapatkan nilai yang cemerlang. Namun, cara belajar seperti itu tidak efektif dan sangat “menyiksa” otak. Dr. Danielle, PhD (2020), mengatakan bahwa belajar secara berlebihan dapat mengakibatkan sakit kepala, penurunan dalam kualitas pembelajaran, hingga keinginan berhenti untuk bersosialisasi. Buruk, bukan? Lalu, bagaimana cara belajar yang efektif? Di artikel ini akan dijelaskan mengenai cara- cara belajar yang baik untuk menghindari efek negatif dari over studying. Yuk, simak!

1. Tetapkan Tujuan yang Realistis

Memiliki ambisi yang besar dalam mencapai sesuatu tidaklah salah. Namun, jika tujuan yang didambakan memiliki probabilitas pencapaian yang kecil, tentu akan sulit jalan yang harus dilalui. Maka dari itu, sebagai seorang mahasiswa, perlu diperhatikan bahwa tujuan yang realistis sangatlah penting. Apa hubungannya dengan belajar yang buruk? Tentu, ada! Saat kalian memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi atau berbeda dari diri kalian, hal tersebut akan menjadi masalah. Contohnya, seseorang yang memiliki bakat dalam dunia bahasa saat sekolah, bercita-cita menjadi seorang dokter hewan atau seseorang yang pintar berhitung tapi bercita-cita menjadi seorang penyair. Tidak masuk akal, bukan? Disini, kalian harus mengenali diri kalian terlebih dahulu, lalu tentukkan apa tujuan kalian. Jika kalian pandai berhitung, tapi kalian memaksakan diri dengan cara belajar mendalami ilmu linguistik, tentunya hal tersebut akan menjadi sia-sia. Kalian terus mencoba dan belajar keras untuk sesuatu yang bukan diri kalian. Pada akhirnya, mungkin kalian akan berpikir bahwa akan lebih baik jika kalian mempelajari ilmu hitung dari awal dan bukan linguistik. Maka dari itu, tujuan yang realistis sangatlah penting, sehingga cara belajar kalian pun dapat menjadi efektif.

2. Jangan SKS (Sistem Kebut Semalam)

Sesuai dengan namanya, pengerjaan tugas kuliah atau belajar untuk tes dilakukan di malam sebelumnya. Istilah ini cukup dikenal di kalangan pelajar dan mahasiswa Indonesia, karena sering dan banyak sekali mahasiswa yang melakukan metode ini. Memang, pekerjaan seorang mahasiswa tidaklah sedikit, namun alangkah baiknya jika kalian bisa mengatur waktu sebaik mungkin agar waktu belajar kalian menjadi lebih efektif. Jika memang waktu yang kalian miliki sangat terbatas untuk mempersiapkan tes, cobalah untuk belajar sedikit demi sedikit setiap harinya sampai kalian memahami materinya. Dibandingkan dengan SKS, cara pembelajaran seperti ini akan terasa jauh lebih efektif dan kemungkinan mendapat nilai di atas KKM pun sudah di tangan. Hal ini dilakukan untuk menghindari kurangnya istirahat di malam hari dan memperoleh hasil yang buruk karena kalian tergesa-gesa dalam belajar.

3. Teknik Feynman

Teknik ini diperkenalkan oleh Richard Feynman, seorang jenius yang berhasil mendapatkan hadiah Nobel di tahun 1965. Dalam melakukannya, dibutuhkan lebih dari satu orang, maka dari itu kalian bisa mengajak teman kalian dalam belajar. Teknik ini terbagi ke dalam 4 metode, dengan metode pertama adalah memilih topik. Disini, kalian bisa memilih topik yang kalian inginkan dan mulai mempelajarinya. Selanjutnya, ajarkan materi tersebut kepada teman kalian. Lakukanlah tanya-jawab satu sama lain untuk menguji kemampuan pemahaman materi yang telah dipelajari. Nah, tahap berikutnya adalah mengisi kelemahan dengan cara mengoreksi kesalahan satu sama lain pada metode ke-2 tadi. Tahap terakhir adalah menyederhanakan pemahaman kalian atas materi yang telah dipelajari, sehingga saat sesorang bertanya, kalian dapat menjelaskannya secara sederhana. Cara ini akan efektif jika kalian merupakan seseorang yang suka untuk belajar bersama, karena adanya interaksi satu sama lain. Selain itu, kalian juga bisa mempraktekkannya secara langsung dengan orang lain agar dapat melakukan timbal-balik dalam pembelajaran.

4. Teknik Podomoro

Berbeda dengan teknik Feynman, teknik ini lebih mengutamakan individualitas sang pelajar. Teknik ini terbagi ke dalam 5 metode pengerjaan. Apa saja? Yang pertama, tentukkan materi yang akan dipelajari. Hampir sama seperti sebelumnya, tentu saja kita perlu mengetahui materi apa yang harus dijadikan bahan pelajaran. Kedua, pasang timer hingga 25 menit. Gunakanlah timer yang dapat berbunyi, seperti jam alarm agar kalian dapat keluar dari “waktu konsentrasi”. Setelah memasang alarm, tentunya kalian harus langsung berlatih. Saat kalian belajar, jangan terpaku pada timer yang berjalan, melainkan fokuslah pada materi yang kalian pelajari. Jika alarm sudah berbunyi, istirahatlah selama 5 menit agar otak kalian merasa relax. Cara terakhir adalah dengan mengulangi metode-metode di atas selama 2 hingga 3 kali. Teknik ini sangat cocok bagi kalian yang lebih menyukai untuk belajar sendirian dan jauh dari keramaian. Cobalah untuk mempraktekkan teknik ini secara rutin, sehingga cara belajar kalian bisa memiliki kualitas yang lebih baik dan tentunya lebih efektif.   OK, itu dia tips bagaimana cara belajar yang efektif, efisien, dan tentunya baik bagi kesehatan mental dan jasmani. Bagaimana, tertarik mencoba salah satunya?
Stanislaus Joshua , 30 Mar 2022
Mari Dengar Siaran Interior FM!
“Interior FM? Mahasiswa Desain Interior bikin siaran radio?” Betul… sebagian. Mahasiswa dari Program Studi Desain Interior UK Maranatha yang tergabung di dalam himpunan mahasiswa RERUM memang membuat acara siaran, tetapi […]
admin fsrd , 24 Mar 2022
FSRD UK. Maranatha: Pelatihan Ecoprint Sekolah Lansia Bahagia Antapani
FSRD bekerjasama dengan Indonesia Ramah Lansia (IRL) Provinsi Jawa Barat mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) dengan judul “Pelatihan Nirmana Komposisi Daun dalam Teknik Eco Print Bagi Sekolah Lansia Bahagia […]
admin , 21 Mar 2022
Partisipasi Seni Rupa Murni Maranatha dalam Pameran di Tokyo
Sebuah pameran yang diinisiasi Asia Art and Culture Association (AACA), Tokyo dan Program Sarjana Seni Rupa Murni Universitas Kristen Maranatha bertajuk Asia International Friendship Exhibition (AIFE) 2022 in Tokyo: “Luan […]
admin , 15 Mar 2022
DKV Maranatha “Saling Menolong” Sesama demi Pemulihan Ekonomi Jawa Barat
Tim pengabdian kepada masyarakat (abdimas) Program Sarjana Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Kristen Maranatha bersama dengan Divisi Komunikasi dan Gerakan Pemulihan Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Barat bekerja sama dalam program […]
Stanislaus Joshua , 07 Mei 2022
Sketsa Ruang Keluarga untuk Hari Kartini
RERUM, himpunan mahasiswa Desain Interior Universitas Kristen Maranatha, mengajak siswa-siswi SMA untuk memperingati Hari Kartini dengan cara yang unik. Lomba dengan nama “Kartini Competition” ini bukan berisi kontes baju adat […]
Arif Umar Hamdani , 28 Mei 2022
Bagaimana Cara Beradaptasi di Lingkungan Baru?
Kalian pasti tahu, kan, hal apa yang bikin malas—contohnya di hari pertama masuk kuliah? Adaptasinya! Memang, bertemu dengan orang-orang baru dan berada di lingkungan baru itu bikin excited, karena kita […]
Arif Umar Hamdani , 28 Mei 2022
5 Cara Menjadi Percaya Diri
Apa persamaan antara Roro Jonggrang yang minta dibuatkan seribu candi dalam satu malam dengan membangun kepercayaan diri? Apakah kalian tahu? Persamaannya terletak pada kemustahilannya!   Haha… terkesan garing, sih, tapi […]
Arif Umar Hamdani , 28 Mei 2022
4 Etika Dasar Berinternet Ria
Dalam berinternet tentu saja ada banyak hal yang dapat dilakukan. Dari mulai hanya  mengirim pesan teks kepada teman, melakukan video call, sampai mengunggah video ke sosial media. Semua itu dapat […]
Arif Umar Hamdani , 28 Mei 2022
3 Cara Jitu Mengirim Email ke Dosen
“Udah ngirim email untuk dosen nih, tapi kok, ga direspon, ya? Apanya yang salah?” Di antara kalian pasti ada yang pernah bertanya seperti ini, kan? Ayo, ngaku! Hehe… Teman-teman, sebetulnya, […]